BERITA HARIAN - Ledakan yang dipicu oleh tumpukan ribuan ton amonium nitrat itu sejauh ini telah menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya. Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan bahwa ledakan dahsyat itu menghancurkan beberapa lingkungan perumahan dan mempengaruhi sekira separuh kota.
Abboud mengatakan, dengan banyak bangunan yang rusak akibat gelombang ledakan, antara 200.000 dan 300.000 orang di Beirut telah kehilangan rumah dan akan membutuhkan makanan, air, dan tempat berlindung. Perkiraan awal memperkirakan kerusakan antara USD3 miliar dan USD5 miliar dan "mungkin lebih," tambahnya sebagaimana dilansir RT
Kehancuran ini merupakan pukulan lebih lanjut bagi situasi keuangan Lebanon yang sudah sulit, karena negara itu mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Pelabuhan Beirut, tempat ledakan berasal, merupakan bagian penting dari infrastruktur, yang berfungsi sebagai pintu gerbang lalu lintas dari Laut Mediterania ke Lebanon serta Suriah, Yordania dan Irak. Pejabat Lebanon mengaitkan ledakan itu dengan 2.750 ton amonium nitrat, yang telah disimpan di gudang di Beirut sejak 2013, ketika disita dari kapal yang dilaporkan mengirimkan kargo berbahaya itu ke Mozambik.
Menurut peneliti, kekuatan yang dihasilkan ledakan itu mencapai sepersepuluh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945. Senyawa kimia itu banyak digunakan sebagai bahan baku pupuk dan juga sebagai komponen yang digunakan dalam produksi bahan peledak.
Pihak berwenang telah menahan sejumlah pejabat pelabuhan terkait insiden ini, sementara tim penyelamat masih mencari korban yang mungkin terkubur di bawah puing-puing reruntuhan bangunan.
0 Komentar